yang buka blog gue :

Kamis, 01 Maret 2012

saling memaafkan , karena kita adalah manusia !


Ketidakmauan memaafkan adalah penyakit berbahaya yang menggerogoti kebahagiaan
kita. Kita sering menyimpan amarah. Kita marah karena dunia berjalan tak sesuai
dengan kemauan kita. Kita marah karena pasangan, anak, orang tua, atasan,
bawahan, dan rekan kerja, tak melakukan apa yang kita inginkan. Lebih parah
lagi, kita memendam kemarahan ini berhari-hari, bahkan bertahun-tahun.
Memang banyak sekali kejadian yang memancing emosi kita. Pengendara motor yang
memaki kita, mobil yang menyalib dan hampir membuat kita celaka, orang yang
membobol ATM kita, politisi yang hanya memperjuangkan perutnya sendiri, adik
yang sering minta bantuan tapi tak pernah mengucapkan terima kasih, pembantu
yang membohongi kita, maupun bos yang pelitnya luar biasa. Kita mungkin berpikir
bahwa orang-orang tak tahu diri ini sudah sepantasnya kita benci. Tapi kita lupa
bahwa kebencian yang kita simpan hanyalah merugikan kita sendiri.
Sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit
hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti
kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti. Malah sebaliknya, jika kita
dizalimi, maka doakanlah orang-orang yang menzalimi itu agar bertaubat dan
menjadi orang saleh. Mampukah kita melakukannya?
Penelitian menunjukkan ketidakrelaan memaafkan orang lain memiliki dampak hebat
terhadap tubuh kita: menciptakan ketegangan, mempengaruhi sirkulasi darah dan
sistem kekebalan, meningkatkan tekanan jantung, otak dan setiap organ dalam
tubuh kita. Kemarahan yang terpendam mengakibatkan berbagai penyakit seperti
pusing, sakit punggung, leher, dan perut, depresi, kurang energi, cemas, tak
bisa tidur, ketakutan, dan tak bahagia.
Musuh kita sebenarnya bukanlah orang yang membenci kita tetapi orang yang kita
benci. Ada cerita mengenai seorang lelaki bekas tapol di zaman Orde Baru yang
mengunjungi kawannya sesama eks tapol. Sambil mengobrol si kawan bertanya,
”Apakah kamu sudah melupakan rezim Orde Baru?” Jawabnya, ”Ya, sudah.” Si
kawan kemudian berkata, ”Saya belum. Saya masih sangat membenci mereka.”
Lelaki itu tertawa kecil dan berkata, ”Kalau begitu, mereka masih memenjara
dirimu.”
kita harus terus berlatih untuk mengikis sifat dendam tersebut. Sebagai
ilustrasi, kita bisa belajar dari para karateka yang berhasil menghancurkan
batubata dengan tangannya. Pertama kali memukulnya, bata tersebut tidak langsung
hancur. Tapi, dia tak patah semangat. Diulanginya terus usaha untuk
menghancurkan bata tersebut. Akhirnya, pada pukulan kesekian, pada hari
kesekian, bata tersebut berhasil dihancurkan. Memang, tangannya bengkak-bengkak,
tetapi dia mendapatkan hasil yang diinginkan.
Begitu pula dengan hati. Jika hati dibiarkan sensitif, maka hati ini akan mudah
sekali terluka. Akan tetapi, jika hati sering dilatih, maka hati kita akan
semakin siap menghadapi pukulan dari berbagai arah. Jika kita telah disakiti
seseorang, kita jangan melihat orang tersebut, tetapi lihatlah dia sebagai
sarana ujian dan ladang amal kita terhadap Yang Maha Kuasa. Kita akan semakin
sakit, tatkala melihat dan mengingat orangnya.
Orang yang suka memaki dan bersikap kasar sebenarnya tak menyadari bahwa mereka
sedang menzalimi dirinya sendiri. Suatu ketika ia akan kena batunya. Inilah
konsekuensi logis dari hukum alam.


http://groups.yahoo.com/group/Motivasi_Net/message/230

Minggu, 26 Februari 2012

pantun


Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan
================================================
Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama
================================================
Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah
================================================
Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.
================================================
Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan
================================================
Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
================================================
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
================================================
================================================
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
================================================
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
================================================
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
================================================
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
================================================
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana
================================================
Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci
================================================
Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya
================================================
Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati
================================================
Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.
================================================
Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat

Senin, 02 Januari 2012


fOTO Nasib Para Penghuni Gerbong Kereta Bekas

Tahun baru, harapan baru. Adakah harapan bagi warga miskin di gerbong kereta bekas ini?

SENIN, 2 JANUARI 2012, 10:06 WIB
Anggi Kusumadewi
Penghuni gerbong kereta bekas di Kampung Bandan, Jakarta Utara (VIVAnews/Fernando Randy)
VIVAnews – Selamat datang tahun 2012. Tahun baru, harapan baru. Semestinya hal itu berlaku untuk semua orang, termasuk warga miskin yang terpaksa tinggal di gerbong kereta bekas di Kampung Bandan, Jakarta Utara, karena ketidakberpunyaan mereka.

Inilah sisi lain Ibukota Jakarta yang gemerlap. Di Kampung Bandan, kaum miskin memanfaatkan gerbong kereta bekas sebagai ‘rumah’ mereka. Tentu saja, ‘rumah’ itu tidak dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air bersih untuk menunjang kehidupan mereka.

Lihat kehidupan warga miskin Ibukota yang tinggal di gerbong kereta bekas di tautan foto berikut. Para warga tak berpunya ini tak mampu membayar sewa tempat tinggal macam kontrakan akan kos-kosan di Jakarta, sehingga menjadikan gerbong kereta bekas sebagai alternatif.

Tentu saja ini menjadi pekerjaan rumah berat bagi para bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang sejak sekarang sudah mengambil ancang-ancang untuk bertarung di tahun 2012 ini. Bisakah Gubernur DKI Jakarta mendatang mengentaskan kemiskinan di Ibukota, atau setidaknya mempersempit kesenjangan sosial yang begitu nyata di kota sesak itu?

Pada tahun 2011 yang baru saja berlalu, Pemerintah DKI sebetulnya sudah menjanjikan penyediaan anggaran bagi warga miskin. Total anggaran itu berkisar hingga Rp13,3 triliun. Bappeda DKI Jakarta menyebutkan, alokasi anggaran utamanya akan didistribusikan untuk sektor pendidikan dan kesehatan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri, di penghujung tahun 2011, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengentaskan kemiskinan di negeri ini.

“Kerja keras untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Saya juga mengajak pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan masayrakat. Apa yang belim kita raih di tahun 2011, mari kita tingkatkan,” kata SBY di Jakarta, Sabtu 31 Desember 2011 pekan lalu.

Semoga harapan dan niat baik pemerintah ini, bisa segera terrealisasi, sehingga warga miskin pun dapat mengecap hidup yang lebih baik di tahun baru ini.

copied :)

Selasa, 20 Desember 2011


Pamswakarsa Mesuji Akui Dibekingi Brimob dan TNI
MI/Ramdani/sa

Pamswakarsa Mesuji Akui Dibekingi Brimob dan TNI 



DUGAAN
 keterlibatan aparat negara dalam pembantaian warga Mesuji di Lampung dan Sumatra Selatan atas sengketa tanah di wilayah tersebut kian terkuak. Mantan pamswakarsa perusahaan perkebunan dalam kasus itu mengaku pembunuhan keji itu dibekingi Brimob dan TNI. 

"Yang di film (video), kejadian yang ditayangkan TV itu memang benar ada. Kalau ada yang mengatakan rekayasa, saya bertanggung jawab dan siap menunjukkan lokasinya," kata mantan pamswakarsa perkebunan PT Silva Inhutani, Trubus, dalam konferensi pers di kantor Kontras, Jakarta, kemarin. 

Dalam video itu tampak sejumlah orang mengenakan seragam Brimob dan TNI dengan membawa senjata berada di lokasi pembunuhan. Menurut Komnas HAM, PT Silva Inhutani adalah satu dari tiga perusahaan yang paling banyak terlibat sengketa tanah dengan warga (Media Indonesia, 16/12). 

Trubus menjelaskan pamswakarsa perkebunan tidak dipersenjatai dengan senjata api. "Kami diminta membawa golok atau pisau. Kami berani karena di belakang kami ada aparat dan Brimob," paparnya. 

Lebih lanjut Trubus mengungkapkan jumlah pamswakarsa yang bertugas mengamankan hutan tanaman industri milik PT Silva Inhutani sebanyak 200 orang. Ia juga menyebut Daniel, warga negara Malaysia, sebagai komandan pamswakarsa. "Bagaimana mungkin pamswakarsa yang jumlahnya 200 orang mengusir ribuan warga desa," tuturnya. 

Salah satu korban di Mesuji, Lampung, Wayan Sukadana, pun menyebut Daniel sebagai pemimpinnya (pamswakarsa). "Dia manajer lapangan yang wujudnya manusia, tetapi hatinya binatang," ujarnya. 

Mediator advokasi korban pembantaian, Saurip Kadi, menambahkan sangat tidak mungkin pamswakarsa mengusir petani di wilayah Mesuji tanpa ada beking aparat. "Kita tahu ada negara dan pemerintah, tapi yang berkuasa secara riil adalah uang dan senjata dalam konteks tanah," tukasnya. 

Menurut laporan keluarga warga, ada 30 orang korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam pembantaian tersebut. 

3.000 warga mengungsi 

Saat ini, ada sekitar 3.000 warga Mesuji, Lampung, yang mengungsi sejak rumah mereka digusur dan dibakar. Dari jumlah itu, sekitar 700 anak tidak bisa bersekolah. 

"Kami minta pemerintah memberikan jaminan dan mengembalikan hak-hak yang sebelumnya kami miliki," kata saksi kekejaman pamswakarsa di Mesuji, Mathius Totok Nugroho. 

Terkait dengan dugaan keterlibatan Brimob dalam kasus itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan sudah ada dua anggotanya yang telah diproses. "Kalau terbukti, nanti ada pidananya," ujarnya di Mabes Polri. 

Sebelumnya di Semarang, Jawa Tengah, Timur menegaskan Polri tidak akan menarik Brimob dari Mesuji. Keberadaan polisi di tempat itu justru untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum lebih lanjut. 

Pada bagian lain, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono membantah keterlibatan anggota TNI dalam pembantaian itu. Menurutnya, keberadaan TNI di lokasi kejadian justru untuk melerai pertikaian. "Jika ada foto tentang anggota TNI, itu sehabis kejadian," pungkasnya. (*/Fid/HT/TT/NV/X-5)

sumber :



 Media Indonesia

Kekerasan Mesuji

*Keberpihakan pemerintah kepada perusahaan telah menyebabkan rakyat kecil menderita dan,

*pengeluaran ijin lahan ribuan hektar tidaklah gratis,

maka kata yang tepat untuk menggambarkan Kekerasan Mesuji adalah satu kata yaitu :

" Wani Piro? "

sumber : Hasan Alhabshy/detikcom.